kembali ke kemurnian hati

21.05 Posted by Sri kurniasih

Manusia adalah ciptaanNya yang serupa segambar dengan Allah.Manusia adalah makhluk terkasih yang kelak mewarisi kerajaan surga sekaligus "menanam biji" di sawah ladang kehidupan dunia ,bijinya iman,batangnya kasih buahnya kebaikan dan kedamaian.Bagi hati yang suci hubungan manusia dengan Allah hanyalah sejauh do'a.Bahkan lebih dekat dari urat leher sendiri.Karena kasihnya Allah tak biarkan kita sendiri di dunia,ada "ALAT khusus " untuk senantiasa ada dalam rengkuhanNya yakni hati sanubari,hati nurani,perasaan terdalam.Hati nurani ibarat matahari yang memberi cahaya bagi hidup kita.Hati sanubari ini tak pernah berubah,ia ada seperti pertama kali Tuhan tiup roh kehidupan bagi segumpal darah di rahim ibu kita.Hati sanubari adalah jati diri kita,seperti apapun warna-warni kita di luar,asal ada dalam kendali hati nurani kita tetaplah bunga-bunga indah di taman cinta Tuhan yang memancarkan keindahan tersendiri yang berbeda -beda.Bila kita berbuat dosa atau berbuat sesuatu yang tidak berkenan di hati Tuhan,maka dosa itu ibarat awan-awan yang menghalangi cahaya hati,sehingga kita makin jauh dari Tuhan dan tersesat bila awan -awan itu semakin banyak.Awan -awan hitam akan segera berlalu seiring sang matahari hati yang senantiasa bersinar.Sumber energi bagi mentari hati ini apabila kita sering "berjumpa" dengan Tuhan melalui do'a dan keinginan menabur kebaikan bagi siapapun di dunia ini.Saat usia kita kanak-kanak atau masih bayi matahari hati ini sangat peka,di saat usia kita makin bertambah,pengalaman hidup silih berganti,memberi warna meninggalkan tanda bagi gerak langkah hidup kita di dunia ini ,kanak--kanak yang berhati tulus ,pemaaf,senantiasa terpanggil untuk menyayangi menjadi pendendam,pemarah,bahkan cenderung keras hati,dan senang menyakiti orang yang menyakitinya,hal ini bisa diatasi andai kita mau kembali ke masa-masa kita kanak-kanak,masa hati sanubari kita memancar dengan indahnya,hati sanubari tak pernah berubah,ia senantiasa mengajak ke hal-hal yang baik,ia adalah jati diri kita,jati diri yang senantiasa mencintai,antusiasme yang polos,lihat mata kanak-kanak dalam memandang dunia ? tentu bulat,bersinar,penuh cinta,tulus tanpa tendensi.Dalam menerima pencobaan berupa kesulitan hidup,anggap diri kita sedang "sepermainan" dengan suara Tuhan yang bertahta di hati kita.Seperti renungan sang "mistikus cinta Tuhan" santa Theresia Martin atau Theresia dari masa kanak-kanak Jesus."Tuhan tentunya Engkau senang punya mainan,kalau Engkau bosan dan tinggalkan aku sendiri di sudut ruangan,aku akan sabar menunggu,kalau Engkau tusuk "bola mainanMu ini" ADUH sakit sekali,tapi,jadilah kehendakMu.

0 komentar: