Religius,iman dan dramaturgi

02.39 Posted by Sri kurniasih

Sebenarnya sungguh sulit menilai keimanan seseorang.Pada umumnya kadar religiusitas seseorang dinilai dari aspek simbolik belaka.Ini benar-benar hal yang absurd.Pernah seorang tokoh Katolik ,Romo Mangun almarhum mengatakan,bahwa iman seseorang sebenarnya terlihat ketika sedang sendirian,tidak lagi ada dalam ruang publik.Seorang Pastor barangkali berkesan seragam saat memimpin misa,dari pembukaan,liturgi sabda,sampai penutup adalah aturan yang baku.15 menit saat homili barangkali dapat menjadi jendela untuk mengetahui karakter asli sang pastor.Tetapi,inipun sangat dipengaruhi dari ordo mana sang pastor berasal,mengingat setiap ordo memiliki karakter tersendiri.Dalam menghadapi persoalan anggotanya pun tiap ordo memiliki gaya yang berbeda.Serikat Jesuit misalnya,lebih suka menyerahkannya ke dewan regula,tetapi carmelit tak berkasut yang terkenal rasa solidernya sangat tinggi memiliki falsafah "tiji tibeh" ibarat the three musketers saja.Barangkali caranya menghadapi umat,caranya menyalurkan hobi,gaya mendidik para frater bisa saja menjadi petunjuk atau barangkali tidak sama sekali.Dari tokoh religius Islam dapat dilihat misalnya saat dia menjadi imam sholat,apa dia cukup toleran menghadapi jamaahnya yang beraneka latar belakang,dari cara dia memilih surat setelah Al=fatikhah,misalnya?apa dia cukup peka dengan latar belakang organisasi jamaahnya,misal dari Nu yang yang harus menggunakan qunut barangkali?Bagi para umat awam bisa dilihat dari perilaku religius vertikal dan horizontalnya,misal dia cukup taat di masjid atau gereja tapi bagaimana dia bersikap pada pengemis,tetangga atau mungkin pembantu?Atau bisa jadi karakternya saat dia kepepet dalam hal ekonomi?Mungkin bagi umat islam yang memiliki acara ibadah tersendiri di malam hari bisa mencari jawab sendiri,kalkulasi Tuhan beda dengan manusia Dia memiliki jalan tol dengan kita manusia,yakni hati nurani masing-masing.

0 komentar: